Simak biar kamu bisa ikut lebaran ! Puasa atau shaum merupakan ibadah yang wajib dilakukan oleh…

Berani Ditato Harus Siap Kaya?
Berani Ditato Harus Siap Kaya?
Memang sejak dulu stigma terhadap tato di lingkungan masyarakat dikenal buruk. Yang muncul dibenak masyarakat saat melihat orang yang memiliki tato sering kali dikaitkan dengan kriminalitas. Pelaku kriminalitas yang diberitakan media yang sering kali terlihat memiliki tato, mungkin sebab terciptanya stigma di masyarakat. “Metode pembersihan” pada masa orde baru juga mungkin jadi sebab akibat yang mengaitkan tato dengan kriminalitas. Pada saat itu Bapak Presiden Soeharto menerapkan “metode pembersihan” ini sebagai upaya menekan angka kriminalitas di Indonesia. Orang yang memiliki tato dianggap sebagai preman dan perusuh. Orang tersebut akan dieksekusi oleh Penembak Misterius atau yang kita kenal Petrus. Bukan akronim dari pepet terus loh ya, tapi penembak misterius.
Nah nantinya orang yang bertato ini akan diburu oleh Petrus setelah itu mayatnya akan dimasukan ke dalam karung dan dibuang di sembarang tempat bahkan terkadang dibuang di tempat yang ramai. Kata Pak Soeharto sih untuk menimbukan shock therapy bagi pelaku bahkan masyarakat.
Baca Juga : Merdeka. 74 tahun kata itu bergaung khususnya pada 17 Agustus. Tapi apa kita benar-benar merdeka?
Tak hanya di Indonesia saja. Di negara matahari terbit Jepang, orang yang memiliki rajahan ditubuhnya dianggap sebagai kriminal. Karena sebuah organisasi mafia yaitu Yakuza yang dimana anggotanya memiliki tato di hampir sekujur tubuhnya. Namun biasanya tato yang dimiliki anggota Yakuza bermotif tradisional Jepang. Mereka yang bertato tidak boleh memperlihatkan tatonya di muka umum. Bahkan hingga kini diberlakukan larangan bagi orang yang bertato untuk masuk ke rumah pemandian (ofuro).
Dilihat dari sejarahnya tato tidak ada sangkut pautnya dengan kriminalitas. Dahulu kala suku Mentawai sudah melukis tato di tubuhnya. Tato bagi mereka sebagai identitas suku mereka bahkan menggambarkan profesi orang tersebut. Seiring berjalannya waktu stigma terhadap tato mulai terkikis karena banyak seniman maupun selebriti yang mentato tubuhnya. Tak bisa dipungkiri kini tato menjadi trend dan life style banyak orang. Tato juga dianggap sebagai seni rupa, memiliki arti setiap goresannya hingga tak sembarangan tergambar tanpa makna.
Seperti yang dilakukan oleh salah seorang pekerja di Industri Kreatif, Efiel Nauval. Rajahan pada tubuhnya memiliki arti dan makna yang sangat dalam baginya. Ia mengatakan bahwa setiap tato pada tubuh seseorang pasti memiliki maksud dan arti bagi individu itu sendiri, bahkan jika ada yang menggambar tokoh kartun ditubuhnya pun itu bisa jadi memiliki arti bukan sekadar gambar. “Berani ditato berarti siap untuk jadi kaya” Ia melontarkan kata tersebut dengan maksud memotivasi dirinya untuk lebih giat bekerja. Karena tak setiap perusahaan siap menerima karyawan yang memiliki tato maka itu kata tersebut menjadi motivasi agar terus giat bekerja dan mengupgrade skill yang ia milikI. Pekerjaannya yang tak terikat dalam jangka panjang mengharuskan dirinya terus berkembang dan memiliki relasi yang luas agar terus berpenghasilan.
Ia pun menekan kan kalau bekerja harus punya dorongan agar kita berusaha mengembangkan kemampuan yang kita miliki. Apalagi bagi freelancer yang mendapatkan job dari berbagai client dan kemauannya. Bincang-bincang kami dengan Efiel Nauval bisa kamu saksikan di Youtube kami SUKABUMI TV OFFICIAL pada program talkshow kami, Ruang Tamu. Kita juga akan live stream setiap hari Kamis pukul 16.00 sampai 17.00 WIB.
Tonton Perbincangan kami di : Ruang Tamu Sukabumi TV
This Post Has 0 Comments